Bismillahirrohmanirrohiim

Bismillahirrohmanirrohiim

Minggu, 24 September 2017

Yang Sudah Kita Dilakukan

Penguatan Asset Masjid :
1.        Pembuatan Gapura Masjid
2.       Pengecatan ulang Masjid
3.       Renovasi rumah tinggal Marbot Masjid
4.       Renovasi kamar mandi Pria
5.       Perbaikan tempat wudhu Wanita
6.       Pembuatan Pondasi dan Menara Azan
7.       Renovasi kantor Sekretariat Masjid
8.       Renovasi MCK rumah tinggal Marbot dan pintu penghubung dgn Masjid
9.       Instalasi Lampu Jalan sebanyak 6 titik di sekitar Masjid (2017)
10.      Pengecatan ulang bangunan Masjid merubah warna bagian luar  (2017)
11.       Pergantian atap MCK dan tempat wudhu wanita agar layak pakai (2017)
12.      Penambahan pintu masuk di sisi kiri Masjid untuk memudahkan Jamaah (2017)
13.      Bongkar pasang saluran air MCK dan Wudhu Pria dengan pipa besar (2017)
14.      Instalasi / pergantian seluruh saluran listrik Masjid (2017)
15.      Tambahan daya catuan PLN menjadi 3500 Kwh (2017)
16.      Perbaikan Pompa Air (2017)

****

Program Kita Setahun Kedepan

Rencana Program Kerja 1 Muharram 1439 H sd 29 Dzulhijjah 1439 H / Thn 2017 - 2018

1.        Peningkatan kualitas Khatib dan Imam Sholat Jumat
2.       Pengajian Majelis Iklil Al Khidmah 3 putaran
3.       Pengajian Ansor Bersholawat
4.       Istighosah Kebangsaan sebulan sekali setiap Kamis malam Kliwon ba’da Isya
5.       Majelis Tahsin setiap Kamis malam ba’da Maghrib
6.       Majelis Dibaan setiap Ahad malam ba’da Isya
7.       Pengajian Al Ibriz setiap Sabtu malam ba’da Maghrib
8.       Pengajian Muslimat Al Amanah sebulan sekali
9.       Peringatan Hari Besar Keagamaan (Maulid, Isra’ Mi’raj)
10.      Majelis Doa Arwah Jamak
11.       Kultum Subuh setiap Ahad Pagi
12.      Penambahan Asisten Marbot
13.      Inventarisasi Asset Masjid
14.      Pengamanan Asset Masjid
15.      Kopi Subuh Untuk Jamaah 3 x seminggu
16.      Pengajian Ahad Pagi 1939
17.      Pusat kegiatan syiar keagamaan MUI dan NU Kec Candisari
18.      Transparansi berkelanjutan Manajemen Keuangan Masjid
19.      Pengembangan Perpustakaan Masjid
20.     Program lanjutan Sembako Utk Panti Asuhan dan Ponpes
21.      Upgrade CCTV
22.     Penguatan pelayanan RPK (Rumah Pangan Kita)
***

Kamis, 07 September 2017

Supaya Paham


Naskah Khutbah Jumat

Hadirin Jamaah Sholat Jumat Rohimakumulloh
Mensyukuri nikmat kemerdekaan adalah memastikan pada diri kita bahwa kita adalah pemilik Republik Indonesia. Bahwa nilai-nilai perjuangan yang telah diperlihatkan oleh generasi sebelum kita untuk mendapatkan kemerdekaan dari tangan penjajah adalah bukti bahwa marwah kemerdekaan itu adalah harga diri bangsa Indonesia yang besar ini. Kita bisa saksikan sekarang kemerdekaan sebuah negara yang berpopulasi 263 juta jiwa dimana lebih dari 230 juta adalah beragama Islam sekaligus merupakan negara berpenduduk muslim terbesar didunia.

Tetapi apa makna kemerdekaan itu bagi rakyat Indonesia merupakan tugas para generasi setelahnya, ya kita-kita ini untuk menjawabnya karena dalam pembukaan UUD 1945 ditegaskan bahwa kemerdekaan adalah pintu gerbang menuju cita-cita kebangsaan dan keindonesiaan yang sejati.  Sebagai ummat mayoritas di negeri bhinneka ini kita ummat Islam dapat mengambil makna kemerdekaan tersebut dari Al Quran. Dalam kitab suci kita ditunjukkan berbagai kisah kemerdekaan orang-orang terdahulu yang dapat mengilhami kita bagaimana seharusnya menjadi bangsa yang merdeka di era globalisasi.

Pertama, makna kemerdekaan dapat diambil dari kisah Nabi Ibrahim AS ketika ia membebaskan dirinya dari orientasi asasi yang keliru dalam kehidupan manusia. Dalam Surat Al-An’am ayat 76-79 dikisahkan perjalanan spiritual Nabi Ibrahim dalam mencari Tuhan.

Pencarian spiritual tersebut  merupakan upaya Ibrahim dalam membebaskan hidupnya dari orientasi hidup yang diyakininya keliru, namun hidup subur dalam masyarakatnya yang menyembah berhala. Bagi Ibrahim, penyembahan terhadap berhala merupakan kesalahan besar. Sebab manusia telah melakukan penghambaan yang justru menjatuhkan harkat dan martabat dirinya sebagai manusia. 

Kedua, makna kemerdekaan juga dapat dipetik dari kisah Nabi Musa AS ketika membebaskan kaumnya dari penindasan Firaun yang zalim. Kekejaman rezim Firaun terhadap kaum Yahudi dikisahkan dalam berbagai ayat Alquran. Rezim Firaun saat itu merupakan representasi komunitas yang menyombongkan diri, tamak, kejam dan sok berkuasa di muka bumi (mustakbirun fi al-ardh). 

Keangkuhan rezim penguasa ini membuat mereka tak segan membunuh dan memperbudak kaum laki-laki Yahudi dan menistakan kaum perempuannya. Keangkuhan inilah yang mendorong Musa tergerak memimpin kaumnya untuk membebaskan diri dari penindasan, dan akhirnya meraih kemerdekaan dari penindasan Firaun. (QS Al-A’raaf:127, QS Al-Baqarah:49, dan QS Ibrahim:6). 

Ketiga, kisah sukses Nabi Muhammad SAW dalam mengemban misi profetiknya di muka bumi (QS Al-Maa’idah:3) menjadi sumber ilham yang tak pernah habis bagi bangsa Indonesia untuk memaknai kemerdekaan secara lebih holistik dan integral. Ketika diutus 15 abad silam, Nabi Muhammad SAW menghadapi sebuah masyarakat yang mengalami tiga penjajahan sekaligus: disorientasi hidup,penindasan ekonomi, kezaliman sosial. 

Disorientasi hidup diekspresikan dalam penyembahan patung oleh masyarakat Arab Quraisy. Rasulullah berjuang keras mengajarkan kepada umat manusia untuk menyembah Allah Yang Maha Esa dan meninggalkan ‘’tuhan-tuhan’’ yang menurunkan harkat dan derajat manusia (QS Luqman:13; Yusuf:108; Adz-Dzaariyaat:56; Al-Jumu’ah:2). 

Penindasan ekonomi  dilukiskan Alquran sebagai sesuatu yang membuat kekayaan hanya berputar pada kelompok-kelompok tertentu saja (QS Al-Hasyr:7). Rasulullah mengkritik orang-orang yang mengumpulkan dan menghitung-hitung harta tanpa memedulikan kesejahteraan sosial dan keadilan ekonomi (QS Al-Humazah:1-4; Al-Maa’uun:2-3).

Rasulullah mengkampanyekan pembebasan budak, kesetaraan laki-laki dan perempuan, dan kesederajatan bangsa-bangsa. Dalam khutbah terakhirnya di Arafah, saat haji wada, beliau menegaskan bahwa tak ada perbedaan antara hitam dan putih, antara Arab dan non-Arab. 

Semuanya sama di mata Allah. Tidak ada celah yang membedakan manusia satu dengan manusia lainnya, kecuali tingkat ketakwaan mereka kepada Tuhan-Nya (QS Al-Hujuraat:13).  

Jamaah yang dirahmati Allah,
Organisasi-organisasi keagamaan yang lahir sebelum kemerdekaan seperti Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Persis, Al Irsyad memberikan kontribusi yang luar biasa dalam perjuangan mendapatkan kemerdekaan republik tercinta. Termasuk dalam revolusi mempertahankan kemerdekaan 1945-1949. Resolusi jihad yang dilahirkan 22 Oktober 1945 ketika para ulama se jawa dan madura berkumpul di Surabaya mencetuskan jihad memperjuangkan kemerdekaan sehingga meletuslah peristiwa heroik terbesar dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, 10 Nopember 1945.

Sementara ormas keagamaan yang lahir pasca reformasi 1998 kemudian memperjuangkan daulah khilafah tentu akan mengkhianati perjuangan kemerdekaan Indonesia yang sudah disepakati oleh pejuang kemerdekaan dengan falsafah Pancasila dan UUD 1945.  Kita harus berfikir jernih bahwa rumah besar yang bernama Indonesia adalah rumah bagi semua kebhinnekaan, suku, agama, adat istiadat dan kebudayaan.

NKRI, Pancasila, UUD45 dan Kebhinnekaan adalah adonan kebangsaan yang telah dibangun dan disepakati sebagai bentuk final dari sebuah republik bernama Indonesia. Maka menjadi tugas kita bersama adalah membaguskan rumah besar Indonesia dengan peran dan tanggung jawab masing-masing, bukan malah meributkan konstruksi bangunan yang sudah terbentuk 72 tahun lalu dan hendak menggantinya dengan format lain.

Tugas terberat dari sebuah bangsa merdeka sesungguhnya adalah bagaimana mempertahankan kemerdekaan dirinya sebagai bangsa merdeka, serta bebas dari hegemoni internal dan eksternal yang menindas. Merdeka dari hegemoni penindasan internal berarti bebas dari penguasa-penguasa bangsa sendiri yang bertindak dan bertingkah laku laksana penjajah asing.  Kita memerlukan pemerintahan yang sayang dan cinta kepada rakyatnya sendiri. Tidak hanya cinta sebatas bibir, namun juga mencintai dan mengayomi dalam bentuk dan tindakan nyata. 

Merdeka dari hegemoni eksternal artinya bebas dari pengaruh dan tekanan asing (terutama di bidang politik, ekonomi, dan budaya). Bangsa yang merdeka, namun di bawah tekanan politik negara lain, sesungguhnya bukan bangsa yang merdeka. Bangsa yang merdeka, tapi menyerahkan pengelolaan sumber daya alamnya kepada pihak asing tanpa share yang adil, bukan pula bangsa yang merdeka. 

Bangsa yang merdeka, namun sangat inferior terhadap identitas budaya bangsa lain, bukan pula bangsa yang merdeka. Kemerdekaan bagi bangsa Indonesia haruslah kemerdekaan yang holistik dan integral dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. 

Apa makna kemerdekaan bagi kita? Sebagai bagian terbesar dari bangsa Indonesia, umat Islam dapat mengambil makna kemerdekaan  tersebut dari Alquran.  Alangkah indahnya jika bangsa Indonesia mampu memaknai kemerdekaannya seperti yang diilhamkan Alquran. Rakyat merasakan kemerdekaan ekonominya dan meraih kesejahteraan bersama. Tidak ada lagi penghisapan ekonomi, baik oleh oknum pribumi maupun pihak asing. 

Seluruh warganegara Indonesia sama kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan. Tidak ada lagi tawar menawar hukum dan perlakuan istimewa bagi kaum berduit dalam proses peradilan. Bagi kelompok difabel, tak ada lagi perbedaan untuk memeroleh akses ekonomi, politik, sosial, dan pendidikan. 

Allahummaj’al saadatanaa min umana, hattaa yarhamanaa waiyyaahum dzul ‘ulamaa. Ya Allah jadikanlah para pemimpin kami dari orang-orang yang dapat dipercaya, sehingga kami dan mereka disayang oleh Allah Yang Menguasai Ulama
Allahummaj’al baldatanaa Indonesia, ma’muurotam bithoo’atim bi wa’dil ‘ulamaa. Ya Allah jadikanlah negara kami Indonesia, makmur dengan ketaatan berkat mauidhoh para Ulama.

Barakallahu li walakum fil quranil azim, wanafa’ani wa iyyakum bima fiihi minal aayati wazikril hakim. Wataqobbal minni wa minkum tilawatahu innahu huwassamiul ‘alim. Waqurrobbighfir warham wa anta khoirurrohimiin


(H. Jagarin Pane)