Bismillahirrohmanirrohiim

Bismillahirrohmanirrohiim

Sabtu, 25 Februari 2017

Universitas Fathonah

Universitas kehidupan yang sedang kita jalani ini adalah sebuah kurikulum untuk menjadikan diri kita tahu diri bahwa kita bukanlah pemilik raga kita, kita bukanlah pemilik harta kita, kita bukanlah pemilik kekuasaan, kita bukanlah  pemilik kehebatan.  Kita adalah pertanggungjawaban dari sebuah amanah akar hidup kita barokah dan di akhirat nanti mendapat sertifikat hak milik jannah. Saudaraku yang dirahmati Allah Kita hadir ke dunia ini dengan tangisan menandakan akan banyaknya ujian yang bakal kita hadapi dalam siklus kehidupan kita di Universitas Fathonah.
Mengutip kalimat cerdas dari orang bijak dan saleh, mata kuliah di Universitas Fathonah agar kita lulus dengan predikat cum laude Sarjana Taqwa adalah : Jika semua yang kita inginkan terus kita miliki, darimana kita belajar ikhlas. Jika semua yang kita impikan segera terwujud, darimana kita belajar sabar. Jika setiap doa kita terus dikabulkan, bagaimana kita belajar ikhtiar. Seorang yang dekat dengan Allah, bukan berarti tidak ada air mata. Seorang yang taat pada Allah, bukan berarti tidak ada kekurangan. Seorang yang tekun berdoa, bukan berarti tidak ada masa sulit. Biarlah Allah yang berdaulat sepenuhnya atas hidup kita. Karena Dia tahu yang tepat untuk memberikan yang terbaik.

Ketika kerja kita tidak dihargai, maka saat itu kita sedang belajar tentang ketulusan. Ketika usaha kita dinilai tidak penting, maka saat itu kita sedang belajar keikhlasan. Ketika hati kita terluka, maka saat itu kita sedang belajar tentang memaafkan. Ketika kita lelah dan kecewa, maka saat itu kita sedang belajar tentang kesungguhan. Ketika kita merasa sepi dan sendiri, maka saat itu kita sedang belajar tentang ketangguhan. Ketika kita harus membayar biaya yang sebenarnya tidak perlu kita tanggung, maka saat itu kita sedang belajar tentang kemurahan hati.
Maka tetaplah semangat saudaraku rohimakumullah, tetaplah sabar, tegar, tetaplah tersenyum, karena kita sedang menimba ilmu di Universitas kehidupan. Allah SWT menaruh kita di tempat kita yang sekarang, bukan karena kebetulan. Kita berada di majelis zikir, majelis taklim, majelis iklil al khidmah, majelis tahlil yasin, majelis dibaan karena Allah hendak mengajarkan kepada kita tentang makna menjadi orang saleh. Maka bergaullah, berkumpullah dengan orang-orang yang saleh. Orang yang hebat tidak dihasilkan melalui kemudahan, kesenangan, dan kenyamanan. Mereka di bentuk melalui kesukaran, tantangan dan airmata. Robbana ma kholaqta haaza batila subhanaka faqina azabannaar. Ya Tuhan kami tiadalah Engkau ciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Allah maka peliharalah kami dari siksa neraka.

Jadilah pribadi yang cinta ibadah, jadilah pribadi yang amanah, jadilah sosok yang istiqomah agar mendapat nilai fathonah dimata Allah.  Membaguskan rumah Allah, memakmurkan rumah Allah adalah bagian dari kecintaan kita kepada Allah.  Ikhwah fillah pecinta ahlu sunnah wal jamaah pecinta Rasulullah, Allah suka pada orang-orang yang fathonah karena fathonah adalah hasil dari proses ibadah yang istiqomah dan perilaku akhlak yang amanah. Allah suka pada orang-orang yang amanah karena amanah adalah persyaratan rohimakumllah dan jalan menuju jannah.

Kita bisa saksikan orang yang suka mengumbar fitnah, menjadi pialang di bursa saham fitnah, raut rupa wajah penuh dengan rajah. Jalan kehidupannya jauh dari naungan hidayah Allah dan Allah membiarkan keseharian si pembuat fitnah seperti daging busuk bernanah, tanpa mendapat barokah apalagi karomah. Duh gusti Allah, kasihan kita melihat orang yang tak mampu menjalankan riyadah apalagi mujahadah, dia sudah terjebak dalam lingkaran pasar jual beli fitnah laknatullah.

Kita bisa saksikan orang yang suka mengumbar fitnah dia akan jauh dari rumah Allah. Pengobral ghibah, fitnah sesungguhnya adalah pribadi yang jiwanya gelisah, resah, rusuh.  Sejarah rumah tangganya pasti bermasalah. Merasa sebagai keluarga sakinah padahal keluarga penuh masalah dan pembuat masalah. Jauh dari kriteria mawaddah warohmah. Dia tak akan mampu sholat berjamaah di Masjid Allah apalagi oleh sebab musabab masalah, rumah Allah dijadikan sumber fitnah, mengkhianati rumah Allah, menzalimi rumah Allah, Nauzubillah.

Pribadi yang amanah dan istiqomah senantiasa melatih diri atau riyadah untuk giat beribadah. Ini sesungguhnya adalah bingkai keseharian bermujahadah dan bermuhasabah. Maka nilai istiqomah tentu adalah sebuah keinginan Ikhwah fillah yang semoga diijabah, doa kita diijabah, ibadah kita diijabah, keseharian kita, rumah tangga kita ada dalam naungan rahmah dan maghfiroh. bukankah Allah yang Maha Rahmah. MasyaAllah, Subhanallah.

Mari bermuhasabah ikhwah fillah, saling menyapa dalam jamaah barokah, majelis iklil barokah, dihari yang penuh rahmah.  Membaguskan marwah di rumah Allah agar hidayah barokah menghampiri dan mengaliri darah merah untuk meraih karomah Allah. Sangat mudah  ikhwah fillah saudaraku yang dijalan Allah untuk menjadikan hari-hari kita penuh indah yaitu membaguskan kita punya ruhiyah. Datang ke Masjid Allah untuk ibadah berjamaah, melantunkan kalimat zikrullah hasbunallah, mempererat silaturrahim dengan majelis dakwah, majelis al amanah mempererat ukhuwah dengan ghirah rahimakumullah.

Ikhwah fillah pecinta ahlu sunnah wal jamaah pecinta Muhammad Rasulullah, sekolah muhasabah adalah kesediaan jasadiyah dan ruhiyah kita untuk mengakui nilai kehebatan Allah dalam mengurus hamba-hamba Allah agar mampu mencemerlangkan hidayah sebagai jalan Al Fatihah. Bergaul dengan orang-orang saleh, adalah cara untuk menjaga nilai iman bermarwah yang sudah kita tumbuhkembangkan dalam setiap ibadah kepada Allah dan jalinan silaturahmi sesama ikhwah fillah.

Jangan sampai hidup kita ada dalam siksaan laknatullah karena keseharian kita yang berakhlak rendah, penjual jajanan fitnah bernanah, pembuat masalah dan mempermasalahkan masalah, bertutur kata sumpah serapah, wajah mirip sampah dan menjadi kelas masyarakat sampah yang rekam jejaknya dipenuhi dengan umpatan kalimat fitnah, senang melihat orang susah, orang susah dia tertawa sumringah, pertanda dia sakit ruhiyah.

Semoga Allah selalu memeluk kita dalam naungan kehangatan rahmah, maghfiroh, barakallah, jazakallah. Peluklah kami dengan jannahMu wahai Allah.

Jagarin Pane / Semarang, 25 Februari 2017
Penulis adalah Ketua Takmir Masjid Jamik Al Amanah, Sekretaris MUI Candisari, Bendahara LTM PC NU Semarang dan Ketua Tanfidziyah NU ranting Candi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar