Universitas kehidupan yang sedang kita jalani ini adalah
sebuah kurikulum untuk menjadikan diri kita tahu diri bahwa kita bukanlah
pemilik raga kita, kita bukanlah pemilik harta kita, kita bukanlah pemilik
kekuasaan, kita bukanlah pemilik
kehebatan. Kita adalah pertanggungjawaban
dari sebuah amanah akar hidup kita barokah dan di akhirat nanti mendapat
sertifikat hak milik jannah. Saudaraku yang dirahmati Allah Kita hadir ke dunia ini dengan
tangisan menandakan akan banyaknya ujian yang bakal kita hadapi dalam siklus
kehidupan kita di Universitas Fathonah.
Mengutip kalimat cerdas dari
orang bijak dan saleh, mata kuliah di Universitas Fathonah agar kita lulus
dengan predikat cum laude Sarjana Taqwa adalah : Jika
semua yang kita inginkan terus kita miliki, darimana kita belajar ikhlas. Jika semua yang kita
impikan segera terwujud,
darimana kita belajar sabar. Jika
setiap doa kita terus dikabulkan,
bagaimana kita belajar ikhtiar. Seorang
yang dekat dengan Allah,
bukan berarti tidak ada air mata. Seorang yang taat pada Allah, bukan berarti tidak
ada kekurangan. Seorang
yang tekun berdoa, bukan berarti tidak ada masa sulit. Biarlah Allah yang berdaulat
sepenuhnya atas hidup kita. Karena
Dia tahu yang tepat untuk memberikan yang terbaik.
Ketika kerja kita tidak dihargai, maka
saat itu kita
sedang belajar tentang ketulusan. Ketika
usaha kita dinilai tidak
penting, maka saat itu kita
sedang belajar keikhlasan. Ketika
hati kita terluka, maka saat
itu kita sedang belajar
tentang memaafkan. Ketika kita lelah dan kecewa,
maka saat itu kita
sedang belajar tentang kesungguhan. Ketika
kita merasa sepi dan
sendiri, maka saat itu kita
sedang belajar tentang ketangguhan. Ketika kita harus membayar biaya
yang sebenarnya tidak perlu kita
tanggung, maka saat itu kita
sedang belajar tentang kemurahan hati.
Maka tetaplah semangat saudaraku rohimakumullah, tetaplah sabar, tegar, tetaplah tersenyum, karena kita sedang menimba ilmu
di Universitas kehidupan. Allah SWT
menaruh kita di tempat kita yang sekarang, bukan
karena kebetulan. Kita berada di majelis zikir, majelis taklim, majelis
iklil al khidmah, majelis tahlil yasin, majelis dibaan karena Allah hendak
mengajarkan kepada kita tentang makna menjadi orang saleh. Maka bergaullah,
berkumpullah dengan orang-orang yang saleh. Orang
yang hebat tidak dihasilkan
melalui kemudahan, kesenangan, dan kenyamanan. Mereka di bentuk melalui kesukaran, tantangan dan airmata. Robbana ma kholaqta
haaza batila subhanaka faqina azabannaar. Ya Tuhan kami tiadalah Engkau
ciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Allah maka peliharalah kami dari siksa
neraka.
Jadilah pribadi yang cinta ibadah, jadilah pribadi yang
amanah, jadilah sosok yang istiqomah agar mendapat nilai fathonah dimata
Allah. Membaguskan rumah Allah,
memakmurkan rumah Allah adalah bagian dari kecintaan kita kepada Allah. Ikhwah fillah pecinta ahlu sunnah wal jamaah
pecinta Rasulullah, Allah suka pada orang-orang yang fathonah karena fathonah
adalah hasil dari proses ibadah yang istiqomah dan perilaku akhlak yang amanah.
Allah suka pada orang-orang yang amanah karena amanah adalah persyaratan
rohimakumllah dan jalan menuju jannah.
Kita bisa saksikan orang yang suka mengumbar fitnah, menjadi
pialang di bursa saham fitnah, raut rupa wajah penuh dengan rajah. Jalan
kehidupannya jauh dari naungan hidayah Allah dan Allah membiarkan keseharian si
pembuat fitnah seperti daging busuk bernanah, tanpa mendapat barokah apalagi
karomah. Duh gusti Allah, kasihan kita melihat orang yang tak mampu menjalankan
riyadah apalagi mujahadah, dia sudah terjebak dalam lingkaran pasar jual beli
fitnah laknatullah.
Kita bisa saksikan orang yang suka mengumbar fitnah dia akan jauh dari
rumah Allah. Pengobral ghibah, fitnah sesungguhnya adalah pribadi yang jiwanya
gelisah, resah, rusuh. Sejarah rumah
tangganya pasti bermasalah. Merasa sebagai keluarga sakinah padahal keluarga
penuh masalah dan pembuat masalah. Jauh dari kriteria mawaddah warohmah. Dia
tak akan mampu sholat berjamaah di Masjid Allah apalagi oleh sebab musabab masalah,
rumah Allah dijadikan sumber fitnah, mengkhianati rumah Allah, menzalimi rumah
Allah, Nauzubillah.
Pribadi yang amanah dan istiqomah senantiasa melatih diri atau riyadah
untuk giat beribadah. Ini sesungguhnya adalah bingkai keseharian bermujahadah
dan bermuhasabah. Maka nilai istiqomah tentu adalah sebuah keinginan Ikhwah
fillah yang semoga diijabah, doa kita diijabah, ibadah kita diijabah,
keseharian kita, rumah tangga kita ada dalam naungan rahmah dan maghfiroh.
bukankah Allah yang Maha Rahmah. MasyaAllah, Subhanallah.
Mari bermuhasabah ikhwah fillah, saling menyapa dalam jamaah barokah, majelis
iklil barokah, dihari yang penuh rahmah.
Membaguskan marwah di rumah Allah agar hidayah barokah menghampiri dan
mengaliri darah merah untuk meraih karomah Allah. Sangat mudah ikhwah fillah saudaraku yang dijalan Allah
untuk menjadikan hari-hari kita penuh indah yaitu membaguskan kita punya ruhiyah.
Datang ke Masjid Allah untuk ibadah berjamaah, melantunkan kalimat zikrullah
hasbunallah, mempererat silaturrahim dengan majelis dakwah, majelis al amanah
mempererat ukhuwah dengan ghirah rahimakumullah.
Ikhwah fillah pecinta ahlu sunnah wal jamaah pecinta Muhammad Rasulullah,
sekolah muhasabah adalah kesediaan jasadiyah dan ruhiyah kita untuk mengakui
nilai kehebatan Allah dalam mengurus hamba-hamba Allah agar mampu
mencemerlangkan hidayah sebagai jalan Al Fatihah. Bergaul dengan orang-orang
saleh, adalah cara untuk menjaga nilai iman bermarwah yang sudah kita
tumbuhkembangkan dalam setiap ibadah kepada Allah dan jalinan silaturahmi
sesama ikhwah fillah.
Jangan sampai hidup kita ada dalam siksaan laknatullah karena keseharian
kita yang berakhlak rendah, penjual jajanan fitnah bernanah, pembuat masalah
dan mempermasalahkan masalah, bertutur kata sumpah serapah, wajah mirip sampah
dan menjadi kelas masyarakat sampah yang rekam jejaknya dipenuhi dengan umpatan
kalimat fitnah, senang melihat orang susah, orang susah dia tertawa sumringah,
pertanda dia sakit ruhiyah.
Semoga Allah selalu memeluk
kita dalam naungan kehangatan rahmah, maghfiroh, barakallah, jazakallah. Peluklah
kami dengan jannahMu wahai Allah.
Jagarin Pane / Semarang, 25 Februari 2017
Penulis adalah Ketua Takmir Masjid Jamik Al Amanah, Sekretaris MUI
Candisari, Bendahara LTM PC NU Semarang dan Ketua Tanfidziyah NU ranting Candi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar